Kamis, 13 November 2014

Adaptasi

Hingga menginjak usia sekarang, berapa kali sebenarnya kita berubah, atau beradaptasi menyesuaikan diri dengan perubahan itu sendiri? Pertanyaan itu sebenarnya ditujukan pada diri saya sendiri. Seringnya, perubahan itu sendiri tak diiringi dengan kesadaran penuh untuk berubah. Lebih ke sebatas karena lingkungan yang memaksa untuk berubah.

Ini pula yang terjadi saat ini. Hitungan tahun berjalan cepat tanpa terasa. Ketika 6 tahun yang lalu, penghuni rumah dari 5 orang berkurang satu karena adik saya menikah. Lalu bertambah 1 lagi ketika sepupu saya melanjutkan sekolah dan tinggal di rumah. Tahun 2011, Ibu saya meninggal dan disusul tahun 2012 adik laki laki saya meninggal. Maka, penghuni rumah tinggal tiga orang, yaitu Saya, Adik laki laki dan adik sepupu.

Awal tahun 2013, Saya menikah. Tapi penghuni rumah tetap tak bertambah, karena suami bekerja di luar kota. Hingga hari ini, ketika pertengahan tahun 2013 adik sepupu menyelesaikan sekolah dan kembali ke daerahnya, otomatis penghuni rumah hanya tinggal berdua. Saya dan Adik lelaki yang belum menikah. Tapi, seringnya saya ditinggal sendiri karena adik juga lebih sering ninggalin rumah karena pekerjaan.

Proses adaptasi yang dialami terhitung banyak dan harus cepat. Dari mulai membiasakan membawa kunci rumah setiap keluar. Menyediakan masakan untuk orang rumah yang menuntut saya bangun tidur lebih awal. Hingga membiasakan diri untuk tidur dalam keadaan ruangan gelap :D Ini proses yang terberat.

Setelah mulai terbiasa dengan perubbahan, tetiba adik saya sering keluar kota. Maka otomatis saya sering ditinggal sendiri. Kebayang ga? Dari awalnya penghuni rumah yang 5 orang lalu tinggal 1 orang?? saya panik sekali. Hingga setiap ditinggal sendiri dirumah, saya selalu menghubungi orang untuk menemani dirumah. Atau jika tak ada orang yang bersedia, maka saya akan pergi ke rumha ibu mertua atau ibu angkat saya.

Lama kelamaan,saya capek dengan kondisi ini. Saya paksakan agar sanggup tidur di rumah sendirian tanpa ditemani oleh siapapun. Jangan berfikir bahwa ini mudah. Proses ini butuh waktu dan sangat menguras energi. Mulai dari membiasakan tidur dengan lampu menyala lalu memasang radio hanya supaya saya merasa tidak sendiri dan memboyong semua perbekalan yang dibutuhkan seperti makanan dan minuman.

Dengan semua pembiasaan itu, saya hanya berhasil tidur hingga jam 23.00 wib. Sisanya?? saya melek. Hingga tak jarang saya ngantor dengan kondisi ngantuk. Dan ini masih terus berlangsung hingga hari ini. Kebayang ga?

Tapi tak ada pilihan selain saya harus menjalani dan -semoga- melewati semuanya dengan sukses. Adaptasi memang butuh waktu, tenaga dan kemauan. Apalagi jika adaptasi ini memang dipaksa oleh keadaan.

Semoga saja saya bisa...

0 komentar:

Posting Komentar

 

Template by Web Hosting Reviews