Kamis, 26 Maret 2015

Jangan Memaksa

Sudah berapa banyakkah doa doa yang terkabul dan dengan mudah diperkenankanNya?

Pernahkah terbersit pertanyaan itu di benak kita?
Hari ini telinga ini pekak oleh cerita -yang cenderung keluh dan kesah- dari orang orang yang 'merasa' doanya belum juga diperkenankanNya. Entah itu lulus kuliah, dapet pekerjaan, menikah hingga memiliki keturunan.

Banyak hal yang ingin saya bagi terhadap mereka, tapi sungkan karena takut disangka menggurui. Sementara saya tahu bahwa yang mereka butuhkan adalah telinga untuk saat ini. Akhirnya, saya mencoba berkaca pada diri sendiri.

Berdoa adalah hal yang teramat sering kita lakukan. Setidaknya lima kali sehari setiap usai sholat lima waktu. Dan selalu ditutup dengan perkataan "perkenankanlah doa hamba ya Rabb.." Ya..paling tidak semacam itulah..

Saya tak akan menyoroti isi doa atau panjangnya permintaan dalam doa tsb. Saya pikir sah sah saja sih  meminta sebanyak ingin dan harap kita. Alasannya, toh kita sendiri tak pernah tahu doa mana yang diperkenankan terlebih dulu olehNya. Dan Dia sendiri pun tak pernah membatasi. 

Satu hal yang saya garis bawahi adalah konten dari doa yang kita panjatkan. Maksud saya, jika doa saya ibaratkan sms, maka konten nya adalah kalimat berikut tanda baca. Nah,, saya ingat seorang teman yang belum juga bertemu jodohnya hingga saat ini. Dia sering berdoa untuk pasangan hidup tapi -katanya- belum juga dipertemukanNya.

Iseng saya bertanya padanya mengenai isi doa nya. Saya minta serinci mungkin. Awalnya dia malas membeberkan tapi akhirnya setelah pemaksaaan luar biasa, dia bocorkan juga. Kurang lebih isinya adalah dia meminta jodoh seorang laki laki yang sholeh, bertanggung jawab, memiliki pekerjaan tetap, tinggal dan bekerja satu kota dengannya, dan lainlain. Sampai sini saya mulai tersenyum. Kenapa? ada yang aneh dengan doanya. 

Baik, yang aneh adalah dia meminta sesuai dengan yang diinginkan dan menurut saya, cenderung memaksaNya. Sholeh, bertanggung jawab, memiliki pekerjaan tetap itu masih oke. Tapi tinggal dan bekerja satu kota dengannya?? hei..ini terkesan pemaksaan pada Sang Maha Pemberi. Logikanya begini deh.. mungkin Alloh Swt sudah mempersiapkan seseorang yang sesuai dengan 3 kriteria awal yang di minta oleh teman saya, tapi tidak sesuai dengan kriteria ke 4. Hingga mungkin saja Dia belum memperkenankan bertemu karena menunggu redaksi doanya sesuai dengan yang sudah dipersiapkanNya. 

Saya memintanya untuk mengubah redaksi doanya sedikit,khususnya point ke 4. Tidak ada yang salah ketika pasangan hidup  tak sesuku bahkan tak satu kota dengan kita. Bukankah Alloh swt sendiri yang meminta kita untuk saling mengenal dengan suku dan bangsa lain? Dan sepertinya teman saya mau mencobanya :)

Akhir januari 2015 ini saya bertemu dengannya dan dalam kondisi yang sangat berbahagia. Kabarnya. Mei 2015 ini akan menikah dengan seorang lelaki yang soleh (InsyaAllah),bertanggung jawab, memiliki pekerjaan tetap, berasal dari tanah sebrang dan bekerja di ujung timur Indonesia. Alhamdulillah..

Satu hal yang saya coba tanamkan, mintalah sesuka hati tapi ingat..jangan memaksaNya. 

Berani mencoba? :)


0 komentar:

Posting Komentar

 

Template by Web Hosting Reviews