Selasa, 02 Oktober 2012

#bukankibulan

Tulisan ini bukan tandingan dari hestek #kibulansusu dan #kibulanantisusu yang saat ini lagi rame memenuhi lini massa twitter. Saya tidak akan membenarkan atau terkesan membela satu pihak. Disini saya hanya akan bercerita tentang pengalaman saya, sebagai seorang yang pernah rutin minum susu hingga 4 bulan lalu memutuskan berhenti merutinkan minum susu.

Bulan Mei 2012 lalu, saya menemukan hestek #foodcombining (FC) di lini masa twitter, dan mulai membaca tweet yang berhubungan dengannya karena penasaran. Butuh waktu lama menyerap konsep FC ini. Mengapa? karena konsepnya jelas jelas bertentangan dengan mitos dan kebiasaan yang selama ini berlaku. Misal, minum air yang dicampur  perasan jeruk lemon pagi hari saat perut masih kosong. Apa ini tak akan bikin penyakit? bener bener tukang kibul ni orang, pikir saya saat itu. Tapi walau begitu, saya tetap membaca lini  massa FC hingga saya ketemu hestek lainnya yaitu #kibulansehat  dan #kibulansusu. Dua buah hestek itu bikin saya berang. Gimana nggak berang, jika dua kibulan itu bener bener bikin saya panas dingin memikirkan pola makan dan pola hidup saya selama ini. Oia, jangan lupa, intensitas pekerjaan saya sekarang ini juga tidak kurang padat, terkadang tidur hanya 3 jam hingga saya akrab dengan kopi, teh dan cemilan  semacam gorengan, mie instan,coklat dan eskrim.

Saya berang karena pola hidup saya diserang habis habisan oleh orang yang ngakunya tukang kibul. Bukannya saya tak tahu pola hidup tidak sehat yang saya jalani, tapi saya belum nemu solusi untuk pola hidup yang lebih baik. Diet? justru saya terlalu kurus. Minum jus dan menghindari minyak minyakan? wah...ga janji deh :p. Tapi satu sisi, saya juga berfikir, Kalo emang dia tukang kibul, kenapa pula followernya banyak?? Bertentangan banget kan??

Sejak kuliah, saya sering migrain atau sakit kepala yang teramat sangat di bagian kiri kepala. Sakit ini biasanya  timbul manakala aktivitas perkuliahan dan praktikum begitu padatnya. Saya kuliah di jurusan kimia, otomatis berhubungan dengan bahan-bahan  yang berbahaya dengan resiko paparan yang lebih tinggi dibanding orang lain. Maka, untuk menetralisir paparan, saya merutinkan minum susu setiap pagi dan malamsebelum tidur.  Terlebih, saya pun meyakini bahwa agama pun menganjurkan meminum susu, makanan cair yang kaya akan nilai gizi. Hingga tak menjadi masalah, jika sarapan pun  hanya dengan meminum susu satu gelas. "Yang penting, sudah minum susu" menjadi logika pembenaran di kepala saya. Bisa dihitung, minimal dalam satu hari saya mengkonsumsi 500 ml susu.

Hingga kemudian saya  bekerja di sebuah perusahaan makanan di divisi Quality Control yang menuntut saya kembali rutin berhubungan dengan produk dan bahan kimia  mulai dari bahan  pengawet, pemanis buatan hingga penyedap rasa. Salah satu kebijakan perusahaan saat itu adalah mensupply makanan tambahan berupa 2 buah susu uht kemasan 250 ml setiap hari. Alasannya apalagi, selain untuk menetralisir bahan kimia yang terlanjur terhirup juga untuk menjaga kesehatan.

Saat bekerja, kondisi kesehatan saya sering drop. Mulai dari migrain yang sering kambuh hingga dismenorea yang kerap muncul. Sementara berat badanpun menurun drastis hingga selama 4 tahun bekerja, saya kehilangan 9kg berat badan. Padahal supply susu dan fasilitas kesehatan terhitung memadai. Akhirnya saya memutuskan keluar karena saya berfikir, berat badan dan sakitnya saya berhubungan erat dengan kondisi pekerjaan yang terlalu melelahkan. 

Saat ini saya bekerja di institusi pendidikan yang bergerak di bidang lingkungan. Disini, pekerjaan saya tak jauh dari bahan kimia , tapi tak terlalu intens  karena lebih ke tataran aplikatif. Dan saya masih tetap rutin minum susu karena itu tadi, alasan yang terlanjur mendarah daging, yaitu : Susu dapat menetralisir racun tubuh. Sementara migrain dan dismenorea pun masih tetap kambuh. Jika tak ada susu, saya kerap menyeduh minuman sekaligus makanan yang di-klaim bergizi. Maka tak heran jika lemari di ruangan, selalu penuh dengan persediaan susu uht kemasan sekali minum juga makanan seduh yang (katanya) bergizi.

Nah, bulan juni 2012 saya mulai menerapkan pola FC ini tanpa banyak tanya ke tukang kibul, karena mau buktiin dulu kibulannya. Ilmu FC yang saya peroleh hanya berdasarkan konsep sederhana yang saya pahami dari hasil baca testimoni orang orang yang sudah melakoni FC terlebih dulu. Konsep sederhana itu adalah : Memisahkan karbohidrat dengan protein, dan perbanyak asupan buah juga sayuran. Gampang kan? 

Lambat laun, saya mulai berhenti merutinkan susu dan derivatnya, termasuk keju, yoghurt. Hingga hari ini, sudah 4 bulan saya berhenti konsumsi kafein,soda dan full konsumsi air putih saja. Saya masih mengkonsumsi susu, eskrim, dan coklat tapi itupun hanya sesekali. Dan bonusnya, sudah 4 bulan ini, siklus menstruasi lancar tanpa disertai dismenorhea, migrain menghilang, tidak pernah sakit dan berat badan bertambah. Walaupun pola dan siklus pekerjaan saya masih tetap seperti dulu, tapi alhamdulillah, badan saya lebih enak, lebih seger. Banyak orang  yang bilang, saya terlihat gemuk dan segar. Mungkin pengaruh dari makanan yang saya konsumsi juga ya, buah dan sayur segar :). Akhirnya di bulan ke-3, saya haru mengakui kalo si tukang kibul emang jago ngibul tuh, dan kibulannya yang saya ikuti memberi efek positif tethadap tubuh saya. Makanya, per bulan agustus 2012, saya follow dia deh :) ssstt... sampe saat ini saya belum pernah baca bukunya tukang kibul tuh, belum niat beli juga sih :)


 Jika saat ini timbul hestek penolakan terhadap #kibulansusu yang melibatkan akademisi dan folowernya, amat sangat disesalkan. Tidak ada yang salah dengan #kibulansusu dan #kibulanantisusu jika diikuti dan difahami dengan benar. #kibulansusu tidak menganjurkan orang untuk TIDAK BOLEH MINUM SUSU, tapi lebih menekankan untuk TIDAK RUTIN MINUM SUSU. Telisik bedanya. Hal ini terlepas dari alasan pencernaan atau tidak. Toh, logika kita harus jalan, jika untuk pemenuhan nutrisi berupa vitamin, mineral terutama trace element, kenapa kita tak memilih buah dan sayur segar saja? bukan pabrikan, bukan olahan dan tak perlu di-fortifikasi. Sekedar informasi, menurut penelitian, hampir 60-75% sampah yang masuk TPA adalah sampah organik, termasuk sayur dan buah. Lihat, betapa banyak sayur dan buah segar yang tak dikonsumsi hingga tak bisa dimanfaatkan :(

Adalah tanpa alasan, jika saya sebagai muslim menafikan kebenaran tentang kayanya kandungan gizi susu. Semua yang tercantum dalam kitab suci benar adanya. Tak perlu diragukan. Lalu, yang harus diluruskan adalah pemahaman kita sendiri, dan keterbaruan informasi. Bukankah agamapun menyarankan untuk membaca, mencari ilmu dan jangan sampai memilah ilmu hanya berdasarkan "siapa yang berbicara" tapi lebih ke "apa yang dibicarakan siapapun" selama itu demi kebaikan. 

Jadi, saran saya, ikuti apapun yang anda yakini benar dalam koridor ilmu. Tidak perlu saling serang dan bela diri. Jika memang masih mengonsumsi susu dan produk derivatnya, jangan dikonsumsi BERLEBIHAN, karena segala sesuatu yang (walaupun) sehat jika dikonsumsi berlebih akan membahayakan kesehatan. Ingat konsep halalan thayyiban dalam islam. Usahakan konsumsi produk tanpa bahan pengawet dan perasa tambahan apalagi pewarna. Hal ini relatif lebih sulit karena produk pabrikan biasanya selalu memakai salah satu atau 3 hal tersebut, kecuali sayuran dan buah segar ya. Terakhir, perbaiki pola metabolisme tubuh dengan pola hidup yang lebih sehat. 

Efek sehat yang saya rasakan sekarang bukan karena faktor saya berhenti merutinkan minum susu. Berhenti merutinkan minum susu hanya satu pola yang saya tempatkan sebagai tidak berlebihan dalam mengonsumsinya. Selain pola tidak berlebihan, efek sehat itu juga terbantu banyak oleh  pola makan dan pola metabolisme yang  'dipaksa' untuk teratur, termasuk tidak memasukkan zat aditif dan kafein ke dalam sistem pencernaan. Tidak membebani pencernaan berarti tidak mendzalimi  tubuh saya, sesuai aturan agama.

Yuk, kita rutinkan pola hidup sehat sejak saat ini karena mengonsumsi buah dan sayur sama baiknya dengan mengonsumsi susu tentunya dalan takaran yang tepat, alias tidak berlebihan :)






2 komentar:

Piet Maggie mengatakan...

juaraaa! :D

dezia mengatakan...

Juara apa nih? juara ngibul? hehe.. cuma sharing aja mbak. Thanks for seeing my new home :)

Posting Komentar

 

Template by Web Hosting Reviews