Selasa, 07 Oktober 2008

Sebuah Siklus yang Niscaya..

Selama Hampir 2 tahun terakhir,, kami selalu berinisiatif

 

Untuk membawa handy cam plus kaset kosong  kemanapun kami pergi.

 

Apalagi kalau nengokin  Mak Haji.

 

Pengen aja, mendokumentasikan sosok yang sepuh itu..

 

Didasari oleh kesadaran , bahwa umur Mak Haji yang kita ga tahu,,esok atau lusa akan

 

berakhir,, (wallahu’alam..)

 

Setidaknya, kami masih bisa melampiaskan rindu ,melihat sosoknya, senyumnya,

 

mendengar suaranya, .dan petuah juga doa yang terurai dari bibirnya,

 

Nah, jadilah,,setiap kali  kita datang, kamera selalu di pasang standby menghadap Mak Haji.

 

Dan  lucunya,,  Mak Haji selalu ingin melihat ke arah kamera yang langsung di sambungkan

 

ke televisi.

 

Beliau penasaran,  kenapa dia bisa ada di Tv.

 

Jadi sepanjang kami mengobrol, Mak Haji selalu menghadap Tv. (mirip wawancara gitu lah..)

 

Beliau tak henti-hentinya menunjuk-nunjuk  Tv. Sambil berkata,,

 

”euleuh..geuning Emak aya dina tipi. Dikumahakeun eta teh? Parinter barudak ayeuna mah.. bet  ngadadak Emak bisa aya dina tipi. Araraneh..” ( eh,,ternyata emak ada di Tv. Gimana caranya? Anak-anak sekarang mah pinter..kok tiba-tiba aja Emak ada di Tv. Aneh..”)

 

Dan setiap kali dua ponakan aku lewat di belakang nya., mencoba eksis,, Emak selalu marah.

 

”euh..kahade..ulah bulak-balik tukangeun Emak,,bisi engke Emak teu katingali dina tipi..”(”euh,,jangan bolak-balik di belakang Emak, nanti Emak nggak keliatan di Tipi..”)

 

Hihi..kami (saya dan teteh) nyengir aja...

 

Gimana lagi ?? Yang dua, masih anak-anak,,dan yang satu lagi, kembali ke anak-anak.

 

0 komentar:

Posting Komentar

 

Template by Web Hosting Reviews