Rabu, 23 Maret 2016

Hi Kamu :)



Who Are You?
I’m your patrick and you’re my spongebob

Kami tidak pernah mengatakan itu. Pun tak ada akad untuk menjadi teman hingga hari ini. Ketika kami berjalan beriringan, berpegangan tangan hingga berpelukan erat, tak ada kontrak yang harus kami tandatangani.


Masa masa sulit kami lalui dengan sukses. Membawa air minum dingin dari kulkas milik ibu kos, menanti kiriman nasi goreng milik teman yang berlebih pun menjadi hal yang menyenangkan. Undangan makan bersama saat perayaan ultah teman sekelas jadi ajang perbaikan gizi bagi kami. Tertawa keras untuk menutupi suara keroncongan dari perut itu trik usang yang berkali kami lakukan. Puasa senin kamis sembari melihat antrian di warung soto pak hasan tengah hari, bukan hal yang sulit untuk dilakukan. Atau seruput teh botol dingin teman sebelah, menjadi mimpi mahal yang berbuah doa untuk kesempatan menikmatinya satu hari nanti, enteng saja kami lewati.


Lalu , masa bahagia seperti apa yang kami lewati? Apakah seperti saat kami naik angkot pagi hari dengan hati penuh menuju Dramaga, menenteng keresek berisi Toga yang akan kami pakai jam 8 tepat? Ataukah saat kami menerima satu persatu undangan pernikahan rekan kami? Atau seperti saat kami berhasil menjadi kami saat ini?


Saya tidak tahu. Melihatnya masih tetap bersemangat, berdaya dan bermanfaat untuk orang banyak adalah hal yang membuat hati saya penuh. Dia dikagumi banyak manusia karena kebermanfaatannya, itu suatu hal yang wajar. Kemandiriannya membuat banyak orang iri, energi nya untuk tetap bergerak membuat orang orang menggeleng heran.


Tapi, dia tetap manusia. Perempuan yang memiliki sisi lembut. Sedikit sekali yang dapat melihat sisi ini. Sisi ini hanya bagian segelintir orang. Apakah saya salah satunya? Saya tidak tahu. Jika indikatornya adalah obrolan ngalor ngidul yang diakhiri dengan curhat hingga 8 jam, bisa jadi. Atau jika saya tahu semua ketakutan, harapan dan juga bahagianya adalah cirinya,bisa jadi juga. Tapi setidaknya, semua itu saya simpan di folder terbaik.

Kami adalah dua manusia yang dipertemukan berbelas tahun lalu, disebuah kota sejuk. Menjadi teman hingga hari ini bukan bagian dari skenario kami. Kami menikmati masa terbaik bersama sama, di satu waktu. Lalu, apa yang membuat saya tetap menjadi temannya dan dia tetap menjadi sahabat saya? tidak tahu. Tapi hidup terlalu singkat untuk dilewatkan tanpa mencoba berteman dengan sebanyak mungkin orang.


Itu adalah bahagia kami.

We’ll be friends forever, won’t we Pooh? Asked piglet
Even Longer, Pooh answered

Tanpa harus tahu, Siapa Pooh dan Siapa Piglet






0 komentar:

Posting Komentar

 

Template by Web Hosting Reviews