Jumat, 27 Januari 2012

-tulistulis-

hmm.. tiba tiba saya tergelitik nulis tentang hal ini.

saya memulai menulis cerita saat SMA. Waktu itu saya punya satu buku tulis khusus untuk nulis semua cerita saya -tentang apapun- seukuran folio bergaris. Tak ada hal yang menonjol dengan buku itu. Disampul coklat, dan plastik tak berwarna, lebih mirip dengan buku tugas sekolah daripada diary pada umumnya yang berwarna pink, atau biru plus wangi.

Kebiasaan itu berlanjut hingga kuliah. Saya menulis di belakang kertas bekas fotocopy-an yang masih kosong, atau bahkan saya menulis di kertas bekas ujian. Kertas kertas itu lalu saya susun untuk selanjunya di bikin kliping.

Saat mulai bekerja, saya masih juga melakukan hal itu. Tapi ada sedikit kemajuan. Saya mulai menulis di depan komputer alias mengetik. Dirumah, sepulang ngantor, saya bisa menghabiskan waktu berjam-jam di depan komputer, hanya untuk menulis apa yang ada di kepala saya. Lebih sering tulisan itu tak berawal  dan tak berakhir. Atau sering awalnya tak bertemu dengan ujung. Bahkan terlampau banyak tulisan yang tak berujung pangkal. Semuanya saya tulis lalu saya simpan, walau hanya dua baris kalimat aneh tak nyambung. Jika mata saya sudah perih, maka saya matikan komputer dan kembali mengambil buku tulis -bukan buku diary- lalu iseng coret coret dan menulis hingga jatuh tertidur.

Sekarang, saya baru menyadari ada yang berubah. Saya lebih nyaman menulis dengan cara mengetik.  Saya tidak bisa lagi menulis di buku tulis seperti bertahun tahun lalu sering saya lkukan. Lucunya, jika saya paksakan memegang pisil atau bolpen dengan buku tulis di hadapan, otak saya kosong. Saya bingung mau menulis apa. ujung ujungnya hanya coretan berupa garis tak beraturan, kelopak bunga, atau bahkan bergulung gulung benang kusut yang dengan sukses memenuhi berlembar lembar kertas.

Berbeda jika saya di depan komputer. Saya bisa menulis lancar, dengan isi kepala yang seolah berjejal tak sabar ingin dikeluarkan. Kata kata itupun berhamburan begitu saja, berceloteh dengan arus yang begitu deras.

Dan ini yang lebih mengherankan lagi. Saya bisa menulis dengan hati yang ringan, mood yang 'dapet' dan suasana yang nyaman jika saya berada di ruangan kantor. Tidak percaya? ini adalah tulisan pertama yang saya unggah saat saya sedang berada di rumah. Setelah mengalami kesulitan mencari kata pertama yang memakan waktu 1 jam, saya baru bisa menulis. TApi jika saya berada di kantor, di tengah himpitan tugas dan pekerjaan yang menumpuk, saya hampir selalu bisa menulis.

hmmm... kenapa ya?





3 komentar:

Cinderellanty Chan mengatakan...

Hihiihih sami teh
Aku selalu punya diary dariiiiii SD! Hahahhaa
Diary beneran yg kertasnya wangi dan bergambar2...
SD-sekarang
Naaah semenjak punya blog di mp dan blog pribadi, anty lbh suka ngetik drpada tulis tangan, alhasil tulisan tanganku mengalami keburukan dan susah mau nulis di diary lg hahhahaha
Beneran teh
Efek modernisasi tulisan kah?
Ada yg bergeser dari kebiasaan kita nih....
:-?
Still wondering the same question...
Hmmm

Mijn Ally mengatakan...

pergeseran kuli tinta-kuli disket-kuli Flash Disk ? :D

Aunty Zia mengatakan...

Anti : Nampaknya harus dibudayakan lagi gerakan menulis diary atau gerakan menulis surat ya? biar tulisan kita tetep bagus, bukan standar arial,TNR,Verdana,Tahoma :p
@bubu : jigana mah. Asa kangen nulis pake bolpen, di buku tulis. Paling sekarang nulis pake spidol itupun buat coret2 laporan anak2 :D

Posting Komentar

 

Template by Web Hosting Reviews