Sudah 3 hari ini saya ngisi materi di sebuah pelatihan tentang Environmental Analysis. Pesertanya para pria dari sebuah perusahaan minyak milik asing di daerah sumatera ya.. sekitar 20 orang lah. Kenapa pria? ya.. karena ini menyangkut pekerjaan lapangan dan teknik sampling bla bla bla.
Pemberi materi ada 3 orang dan dua diantaranya adalah perempuan (termasuk saya). Saat awal pertemuan, sedikit deg-degan tapi alhamdulillah lancar.
Hari kedua, suasana mulai mencair. Pelatihan lebih banyak acara ketawa ketiwi, tapi bukan berarti materi tidak tersampaikan. susah sih ya.. dengan kondisi ngantuk karena lapar atau ngantuk karena kekenyangan menyampaikan materi biar ga bosenin. solusinya ya.. dibikin sedikit santai.
Tapi santai ini ternyata sedikit jadi bikin boomerang buat kami pemateri berjenis kelamin perempuan. Saya tahu,maksud bapak-bapak itu bercanda, tapi candaannya sedikit bikin jantung naik ritme dan muka memerah. Pasalnya, mereka menanyakan status kami berdua (yang masih single). Berbagai bahan elakan mulai dengan kata kata becanda lengkap dengan senyum menghiasi hingga kalimat serius dengan garis bibir sedikit ditarik *untung ga melengkung*, tetep nggak mempan.
Serangan bertubi-tubi ini menggila saat coffer break dan makan siang berlangsung. matilah kami berdua. Bahasa diplomatis pun adi jurus ampuh. tidak ada kata iya atau tidak yang keluar dari mulut kami *cari aman*. Saat mereka bertanya tentang status dan dikaitkan dengan keberadaan cincin yang -belum- melingkar di jari tangan kami berdua, kami berkilah bahwa cincin bukanlah satu bukti legalitas bahwa kami sudah tidak single.
Dan para pria itu terdiam. tapi ujung-ujungnya "ya udah deh, besok mba bawa surat nikahnya ya.. biar saya tahu mbak udah nggak single" sambil nyengir.
Pemberi materi ada 3 orang dan dua diantaranya adalah perempuan (termasuk saya). Saat awal pertemuan, sedikit deg-degan tapi alhamdulillah lancar.
Hari kedua, suasana mulai mencair. Pelatihan lebih banyak acara ketawa ketiwi, tapi bukan berarti materi tidak tersampaikan. susah sih ya.. dengan kondisi ngantuk karena lapar atau ngantuk karena kekenyangan menyampaikan materi biar ga bosenin. solusinya ya.. dibikin sedikit santai.
Tapi santai ini ternyata sedikit jadi bikin boomerang buat kami pemateri berjenis kelamin perempuan. Saya tahu,maksud bapak-bapak itu bercanda, tapi candaannya sedikit bikin jantung naik ritme dan muka memerah. Pasalnya, mereka menanyakan status kami berdua (yang masih single). Berbagai bahan elakan mulai dengan kata kata becanda lengkap dengan senyum menghiasi hingga kalimat serius dengan garis bibir sedikit ditarik *untung ga melengkung*, tetep nggak mempan.
Serangan bertubi-tubi ini menggila saat coffer break dan makan siang berlangsung. matilah kami berdua. Bahasa diplomatis pun adi jurus ampuh. tidak ada kata iya atau tidak yang keluar dari mulut kami *cari aman*. Saat mereka bertanya tentang status dan dikaitkan dengan keberadaan cincin yang -belum- melingkar di jari tangan kami berdua, kami berkilah bahwa cincin bukanlah satu bukti legalitas bahwa kami sudah tidak single.
Dan para pria itu terdiam. tapi ujung-ujungnya "ya udah deh, besok mba bawa surat nikahnya ya.. biar saya tahu mbak udah nggak single" sambil nyengir.
Kita berdua : mati gaya
5 komentar:
Semoga buku nikahnya segera terbit....
Semoga buku nikahnya segera terbit....
amiin pak *sepenuh hati* hehe
Perlu nomor ISBN, gak? Hehehe....
wkwkwk..paling bikin cover-nya yang bercorak dikit pak, biar ga bosen :D
Posting Komentar