Jumat, 14 Mei 2010

Perjalanan

Satu kata yang tidak pernah bisa saya lepaskan dari kehidupan adalah Perjalanan. Entah itu jalan jalan, berjalan atau bahkan perjalanan itu sendiri. Tapi yang pasti, perjalanan adalah recharge.

Recharge untuk bermilyar langkah dan belasan ribu hari yang tertinggal. Yang kerap kali tanpa saya sadari telah menyimpang dari peta perjalanan. Memotong arah kompas manakala beribu jalan buntu menghadang. Ya,,serupa rest area yang begitu ditunggu saat lelah perjalanan menerpa.

Ragam cara perjalanan telah saya lakukan.Darat, Laut bahkan Udara. Tersaruk di rimba belantara, tidur beratap langit, bivak, Mess, hingga hotel bintang 5. Tapi, hal yang terindah dan nyaman adalah saat saya tidur beratap langit, bebas memandang lukisan langit yang teramat megah. Merasakan keberadaan diri yang teramat kecil, berbincang denganNya dalam hening, ramai dalam sepi.

Maka dari itu, saya teramat suka hutan, gunung, hujan, padang rumput dan sungai. Saya suka dengan keheningan yang saya rasakan, bau tanah basah diguyur hujan, dan udara segar yang bisa saya hirup sepuasnya tanpa harus membayar sejumlah nominal. Komposisi yang begitu mengagumkan.

Biasanya, saat saya ingin pergi (diluar tugas kantor) maka saat itulah saya memutuskan untuk pergi. Tak peduli secapek apapun, tak peduli sejauh apapun, maka saya pasti akan pergi. Seperti perjalanan yang biasa saya lakukan. Pergi pagi naik KA Parahyangan hingga Gambir. Lalu lanjut ke Bogor menggunakan KA Pakuan. Sampai di Bogor, saya hanya berkeliling melihat suasana kampus, menyempatkan sholat di Mesjid Kampus. Usai itu kembali ke Bandung dengan trek yang sama.

Bahwa saya hanya punya jatah 2-3 jam di bogor,saya tidak begitu menghiraukan itu. Tapi banyak moment yang saya dapatkan. Bahwa sepanjang perjalanan kereta api saya hanya termenung, dan terdiam, bagi saya itu bukan masalah besar.

Banyak yang saya dapat disepanjang perjalanan walau dengan termenung, terdiam bahkan terpejam sekalipun. Saat itu saya hanya berusaha mengoptimalkan kemampuan telinga, mata dan hati. Melihat beragam peristiwa yang saya rekam dengan mata dan telinga, dan untuk selanjutnya saya cerna dengan hati. Banyak pelajaran berharga yang saya peroleh. Bahwa saya masih diberi beribu kemudahan yang sudah selayaknya saya syukuri. Bahwa tak sepatutnya saya merasa sendiri di tengah semua fasilitas yang disediakanNya.

Tapi, hampir satu tahun, perjalanan macam itu tak sempat saya lakukan lagi.  Beban pekerjaan yang menyita, membuat saya harus merelakan kebiasaan itu disingkirkan untuk sementara. Padahal tak jarang saya rindu perjalanan itu. Seperti saat ini, Saat saya rindu rest area di  tengah perjalanan kehidupan yang  tengah menukik tajam, dihantam rutinitas dan penat.





2 komentar:

ardhani reswari mengatakan...

ya, kadang perlu kesendirian. sekedar untuk muhasabah diri misalnya, atau sejenak membuka mata, hati dan telinga atas semua yang disediakan di alamNya. thanks for share

Aunty Zia mengatakan...

ya,,sejenak berhenti dari keriuhan. demi mengoptimalkan kembali fungsi diri.
terimakasih..

Posting Komentar

 

Template by Web Hosting Reviews