Demi keberlangsungan Supply listrik jawa bali, satu unit Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan kapasitas 625 Mw dibangun di Banten,setelah sebelumnya 7 tower berdiri. Selama pra konstruksi dan saat konstruksi, diperlukan data mengenai pengaruh terhadap daya dukung lingkungan. Termasuk didalamnya adalah kualitas udara, kebisingan , kualitas tanah, dan kualitas air laut juga air tanah.
Hampir 10 (sepuluh) hari lamanya bekerja di lapangan ,menjadi perempuan di sarang penyamun,, bergelut dengan alat berat, debu, bising,panas. Disela keringat,rasa jenuh dan tanggung jawab,terlintas pertanyaan sederhana..
" mengapa selalu alam yang harus dikorbankan??"
Terbayang betapa demi ketersediaan listrik jawa bali, berapa banyak lagi bukit yang harus dipapas, air tanah yang harus disedot, pohon yang harus ditebang, plus biota laut yang rusak?
Sementara,kita dengan bebas menggunakan fasilitas listrik setiap hari yang berasal dari pemapasan bukit, pembakaran batu bara, menghasilkan emisi gas SO2,NO2,CO2di udara yang kita hirup, menghabiskan cadangan air tanah, plus tabungan kenaikan suhu udara.
Mungkin semua itu tidak akan pernah disadari karena kita berada di hilir, alias konsumen. Jujur,,alangkah tidak enaknya saat anda harus menyaksikan alam dikorbankan demi kepentingan manusia,demi ketersediaan listrik.
Betapa arogannya manusia, dan betapa mulianya alam. Hargailah.. hingga Satu Waktu di Ujung Pulau Jawa tidak harus terjadi lagi,,
4 komentar:
teh,, ga heran kalo mamah kehilangan, nangis2 khawatir. ga bilang kalau jadi perawan di sarang penyamun?? 10 hari pula aprak-aprakan !!! kapan insyaf ?=)
iih..sapa yg ngga bilang? waktu ditelp setelah 2 hari pergi,,tnit bilang kok. Insyaf ?? ini tugas neng...
teh..masih aman klu project PLTU dilanjutkan drpd pake NUKLIR...nggak ah..
maennya di level aman,,takut di "sidak" ama "DK PBB" yaaa..=))
Posting Komentar