Jumat, 03 Juni 2011

......---------------------------------....

Sebuah pengakuan.

Saat ini saya dihadapkan pada pilihan pilihan sulit yang begitu menguras energi. Pilihan yang sama sekali tak pernah terbayangkan.

Saya ingin menyerah.
Menyerah untuk sebuah hidup, untuk sebuah perjuangan yang menguras darah dan air mata. Tapi hingga saat ini, menyerah masih menjadi sebuah wacana yang kerap berdengung memantul di dinding hati.

Saya ingin membatu
Membatu karena saya tak ingin bergerak. Tak mengarah kemanapun. Saya kehilangan arah. Justru di moment yang mengharuskan saya untuk fokus untuk cita cita yang diharapkan selangkah lagi tercapai. Hantaman demi hantaman mengurung saya di sebuah penjuru. Di sebuah sudut terpencil yang mengharuskan saya tetap dapat melihat ke depan.

Saya Merapuh
Saya ingin keluar dari sudut itu. Tapi saya butuh sebuah energi besar layaknya sebuah dentuman yang mampu membuat saya seketika meloncat keluar. Saya butuh sebuah tangan yang menarik saya keluar. Saya butuh sebuah bisikan bahwa saya bisa melewati ini tanpa harus kehilangan banyak lemak ditubuh saya. Tanpa saya harus pergi ke sebuah klinik kejiwaan. Saya butuh ember untuk menampung semua pertanyaan yang teramat sering tak terjawab.

Saya ingin Berteriak
Bahwa inilah yang terjadi. Saya sendiri, tanpa dukungan siapapun. Inilah yang paling berat.

Saya ingin ditemani, saya tak ingin diabaikan, saya tak hendak menggugat apapun terhadapNya.

Saya hanya tak suka sepi ini. saya tak suka sama sekali.

Temani saya, hingga saya mampu mengurai semua benang kusut ini.




0 komentar:

Posting Komentar

 

Template by Web Hosting Reviews